Posts Tagged ‘ Selat Malaka ’

Misteri Kapal Hantu “Orang Medan”

Di negeri nusantara  sebenarnya sudah sering kali terjadi kecelakaan laut yang mengakibatkan kapal karam dan para penumpang tenggelam. Namun, baru tahun 2006-2007 kita mengalami booming. Peristiwa naas di lautan terjadi berulang kali dan merenggut korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Salah satu contoh adalah kapal berlabel Senopati Nusantara yang tenggelam di Pulau Karimun Jawa yang menelan korban puluhan bahkan ratusan orang jumlahnya.
Menurut kepercayaan, kapal yang bernasib sial beserta korban jiwanya akan menjadi hantu laut. Tentu saja ini hanya kepercayaan yang sama sekali tidak mendasar. Namun yang menarik, seperti yang di ungkap Nigel Blundel dan Roger Boar dalam bukunya yang mengungkap kejadian ganjil akibat ulah ruh yang penasaran diberbagai penjuru dunia dalam The World’s Greatest Ghosts.
Dituturkan dalam salah satu bagian buku itu, selusin kapal menangkap pesan SOS yang bunyinya, “kapten dan semua perwira lainnya mati. Seluruh awak kapal mati atau sedang sekarat.” Kemudian disusul pula dengan kalimat ini, “sekarang saya sedang menghadapi ajal saya.” Kemudian lagi hubungan radio terputus.
Peristiwa magis dan tragis ini terjadi pada bulan februari 1948. Anehnya, diantara semua yang menangkap pesan yang aneh tadi, hanya satu saja yang dapat mengenali kapal yang sedang dalam kesukaran itu serta memastikan tempatnya.
Kapal itu adalah kapal pengangkut barang bernama “Orang Medan” yang menuju ke Jakarta melalui Selat Malaka. Dalam waktu 3 jam, kapal penolong pertama sudah berada disamping kapal “Orang Medan”.
Seorang awak kapal kemudian berkata ; “ikan-ikan hiu melanda di seluruh tubuh kapal dan tampaknya setiap hiu di Teluk Benggala telah datang dengan sendirinya, kerena mengetahui bahwa di atas kapal ada yang mati.”
Ketika tanda-tanda bendera atau radio tak memperoleh tanggapan, kemudian dikirim sebuah perahu dan regu penolong untuk naik ke atas kapal. Mereka menemukan semua perwira berkumpul di ruang pesta, seolah-olah Kapten kapal telah memanggil mereka bermusyawarah untuk menghadapi suatu musibah yang tak diketahui. Mereka semua telah meninggal di situ.
Nampaknya mereka telah meninggal secara bergantian dengan selang beberapa detik. Mata mereka memandang dengan rasa takut dan tubuh mereka telah kaku akibat kematian. Beberapa diantara mereka menjulurkan lengannya ke atas. Para pelaut yang tersebar memenuhi geladak-geladak kapal, telah meninggal dengan cara yang sama.
Seorang dokter yang ikut serta dengan penolong kemudian melaporkan, bahwa tak ada tanda-tanda tentang terjadinya keracunan, kekurangan zat asam di dalam darah atau penyakit. Tetapi nampaknya semua mengetahui, kematian akan datang, termasuk anjing di kapal itu.

Mereka mendapatkan anjing naas tersebut dibawah geladak dengan kakinya ke atas dan menampakkan giginya, seperti mengancam dengan tak bersuara. Di kamar radio, juga ditemukan petugas yang tertelungkup di atas mesin telegraph yang masih berfungsi.

Kapal penolong berusaha untuk menarik kapal yang malang itu ke pelabuhan terdekat, akan tetapi ketika kontrol telah disiapkan dan tali penarik telah disusun, salah satu palka-nya menyemburkan asap berminyak.

Karena mengetahui mereka tidak dapat melawan kebakaran itu tanpa pompa pemadam kebakaran dan uap air, para anggota regu penolong lari ke kapal mereka sendiri. Mereka hanya mempunyai cukup waktu untuk memotong tali penarik, sebelum kapal pengangkut yang celaka itu meledak.

Ledakan itu melemparkan reruntuhan kapal sampai sejauh seperempat mil dan bahkan telah membunuh beberapa dari ikan hiu yang sedang kelaparan. Sisanya kapal “Orang Medan” lalu tenggelam.

Dalam pemeriksaan singkat dokter melaporkan, ada sesuatu yang tak diketahui yang menyebabkan kematian para pelaut di kapal “Orang Medan”. Misteri tersebut tak pernah terungkap hingga kini.